- Solusi
- Perusahaan
- Tentang KamiCartrack menawarkan solusi intelektual yang menjamin optimasi armada dan tenaga kerja, seberapa besar ataupun kecil bisnis Anda
- Hubungan InvestorCartrack memiliki riwayat konversi dan penghasilan arus kas yang kuat, leverage keuangan rendah, dan dividen besar
- KarierPortal karier. Lihat semua lowongan kerja terkini dan kesempatan yang tersedia di Cartrack
- Informasi
- Hubungi Kami
- English
- Masuk
Mengenal Metode FTL dan LTL dalam Pengiriman Barang Skala Besar

---- 08/04/2025 ---
Ketika mengirimkan barang dalam jumlah besar, apakah Anda akan menyewa satu truk untuk barang Anda saja atau berbagi dengan pengirim lain?
Jika Anda memilih pengiriman yang mendedikasikan satu truk untuk barang Anda saja, maka pengiriman Anda merupakan FTL. Sementara jika Anda memutuskan untuk berbagi tempat dan biaya dengan kargo milik pengirim lain, maka metode pengiriman Anda adalah LTL.
Lalu, apakah FTL dan LTL itu? Mari cari tahu pengertian, perbedaan, serta faktor yang perlu dipertimbangkan untuk efisiensi pengiriman. Selain itu, kita juga akan membahas bagaimana teknologi fleet management bisa menjadi solusi keamanan untuk pengiriman Anda.
Pengertian FTL dan LTL
Pengiriman kargo dalam jumlah besar dikategorikan menjadi dua metode yaitu FTL (Full Truckload) dan LTL (Less-than Truckload).
Apa itu FTL?
FTL adalah singkatan dari Full Truckload yang merujuk pada pengiriman kargo dalam jumlah besar yang memenuhi seluruh kapasitas angkut truk. Metode FTL biasanya hanya memiliki satu pengirim dengan satu tujuan, misalnya dari pabrik ke gudang.
Namun, dalam logistik modern, pengiriman full dengan tipe FTL juga dapat berarti Anda membayar penuh ongkos kirim meskipun tidak mengisi truk sampai penuh. Selain itu, selama pengirimnya sama, Anda bisa menetapkan lebih dari satu tujuan (multiple drop-off).
Kelebihan FTL
-
Jadwal lebih fleksibel
-
Barang sampai lebih cepat
-
Lebih aman karena tidak dicampur dengan barang lain
-
Cocok untuk barang-barang sensitif dan membutuhkan perlakuan khusus.
Kekurangan FTL
-
Biaya lebih mahal karena menyewa satu truk sendiri
-
Tetap membayar penuh meskipun tidak mengisi truk sampai penuh.
Apa itu LTL?
LTL merupakan singkatan dari Less-than Truckload yang berarti pengiriman yang hanya menggunakan sebagian kapasitas truk saja. Metode ini memungkinkan Anda untuk berbagi tempat dan ongkos kirim dengan pengirim lain yang menggunakan layanan yang sama.
Dalam satu pengiriman LTL, kapasitas penuh truk akan dibagi kepada beberapa pengirim dengan beberapa tujuan. Metode ini biasanya sering digunakan oleh bisnis skala kecil seperti UMKM.
Kelebihan LTL
-
Biaya lebih murah karena dihitung berdasarkan berat muatan
-
Cocok untuk bisnis UMKM
-
Lebih ramah lingkungan karena muatan truk dimaksimalkan.
Kekurangan LTL
-
Lebih lama karena ada banyak transit
-
Waktu pengiriman tidak fleksibel karena harus menunggu muatan lain.
-
Risiko barang rusak lebih tinggi karena dimuat berbarengan dengan barang lainnya
-
Tidak cocok untuk kargo yang membutuhkan perlakuan khusus
Perbedaan FTL dan LTL dalam Operasional Pengiriman
Setelah mengetahui pengertian serta kelebihan dan kekurangan masing-masing metode FTL dan LTL, kali ini kita akan membandingkan perbedaan keduanya.
Faktor |
FTL (Full Truckload) |
LTL (Less Than Truckload) |
Penggunaan Kapasitas Truk |
Satu pengirim menyewa satu truk (penuh atau tidak penuh) |
Satu truk membawa barang dari beberapa pengirim |
Jumlah Pengirim & Penerima |
1 pengirim, 1 atau beberapa penerima (bisa multiple drop-off) |
Banyak pengirim, banyak penerima |
Kecepatan Pengiriman |
Lebih cepat, karena langsung ke tujuan |
Lebih lama, karena harus transit beberapa kali |
Biaya |
Lebih mahal, karena dikenakan biaya untuk satu truk |
Lebih hemat, karena biaya sesuai volume barang |
Keamanan Barang |
Lebih aman, karena tidak dicampur dengan barang lain |
Lebih berisiko, karena pengiriman dicampur dengan barang lain |
Jenis Barang yang Cocok |
Volume besar, barang fragile, dan pengiriman cepat |
Volume kecil, barang yang tidak terlalu sensitif |
Kapan Harus Menggunakan FTL atau LTL?
Ketika merencanakan pengiriman dengan ekspedisi, Anda perlu untuk mengetahui situasi ideal untuk memilih metode FTL atau LTL. Hal-hal yang harus Anda pertimbangkan antara lain:
1. Berat kargo
Banyaknya kargo yang akan dikirim disesuaikan dengan jenis armada yang akan digunakan. Misalnya pada sebuah truk tronton yang memiliki kapasitas 18 ton. Jika berat barang Anda mendekati 18 ton, maka Anda bisa memilih metode FTL.
Sebaliknya, jika berat barang Anda jauh dari kapasitas truk yang digunakan, Anda bisa memilih metode LTL. Anda juga bisa langsung menghubungi penyedia logistik untuk meminta rekomendasi langsung dari mereka untuk kebutuhan Anda.
2. Urgensi pengiriman
Hal yang dapat Anda pertimbangkan selanjutnya adalah urgensi pengiriman. Jika Anda membutuhkan pengiriman yang cepat, Anda sebaiknya menggunakan metode FTL yang akan langsung mengantarkan barang ke tujuan akhirnya.
Namun, jika waktu pengirimannya lebih fleksibel, memilih LTL tidak akan jadi masalah. Pengiriman dengan LTL akan lebih lama karena akan mengalami transit di gudang transit atau titik distribusi sebelum lanjut ke lokasi tujuan.
3. Jenis barang
Jenis barang yang akan Anda kirim juga akan sangat penting untuk dipertimbangkan dalam memilih jenis pengiriman. Jika barang-barang yang Anda kirim tidak membutuhkan perhatian khusus, metode LTL tidak akan menjadi masalah.
Lain halnya jika Anda akan mengirimkan barang-barang yang sensitif, fragile, atau bernilai tinggi, maka Anda sebaiknya menggunakan FTL. Hal ini untuk mengurangi barang bersenggolan dengan barang lain yang mungkin menyebabkan kerusakan.
4. Anggaran
Pertimbangan lain yang tidak kalah penting adalah pertimbangan anggaran untuk pengiriman. Jika anggaran Anda terbatas, memilih LTL adalah yang terbaik, terutama jika kargo Anda tidak terlalu banyak dan tidak membutuhkan perhatian khusus.
Jika anggaran bukanlah sesuatu yang perlu Anda tekan untuk mendapatkan pengiriman yang cepat dan aman, FTL adalah solusi terbaik untuk Anda. Penggunaan FTL akan meningkatkan efisiensi waktu dan operasional.
Kapasitas Muatan untuk Pengiriman FTL & LTL
Selain keempat hal di atas, hal selanjutnya yang bisa Anda pertimbangkan adalah kapasitas muatan armada logistik yang akan Anda pilih.
Perlu Anda ketahui bahwa setiap perusahaan ekspedisi memiliki standar dan ketentuan sendiri untuk kapasitas muatan masing-masing armadanya. Meski demikian, sebagai perkiraan, Anda dapat berpatokan pada tabel berikut.
Jenis Truk |
Dimensi (P x L x T) (m) |
Kapasitas Muatan (kg) |
Engkel Box (CDE) |
3 x 1.6 x 1.6 |
±2.000 kg (2 ton) |
CDD Box |
4.2 x 1.9 x 1.8 |
±4.000 kg (4 ton) |
Fuso Ringan |
5.5 x 2.1 x 2.0 |
±8.000 kg (8 ton) |
Fuso Berat |
6.5 x 2.2 x 2.2 |
±12.000 kg (12 ton) |
Tronton Box |
9.5 x 2.3 x 2.3 |
±18.000 kg (18 ton) |
Wingbox / Trailer 20ft |
6 x 2.4 x 2.2 |
±20.000 kg (20 ton) |
Wingbox / Trailer 40ft |
12 x 2.4 x 2.4 |
±30.000 kg (30 ton) |
Jika berat muatan yang Anda kirim mencapai 80% kapasitas armada, Anda bisa memilih metode FTL. Jika tidak sampai 80%, LTL bisa Anda jadikan pilihan yang tentunya lebih hemat dalam hal biaya.
Selain dengan mengukur berat, penghitungan muatan untuk truk juga bisa dengan menggunakan satuan palet. Jumlah palet yang dapat dimuat dalam satu truk juga bervariasi tergantung jenis truk dan kebijakan jasa ekspedisi.
Ukuran satu palet yang umum digunakan di Indonesia adalah 1100 mm x 1100 mm (standar Indonesia) dan 1200 x 800 (standar Eropa). Ekspedisi biasanya juga membatasi tinggi barang pada masing-masing palet untuk memastikan kargo aman selama perjalanan.
Pengiriman dengan satuan palet ini umum untuk industri yang mengirimkan kargo yang seragam dan tidak berbeda-beda bentuk. Oleh karena itu ini sering digunakan untuk pengiriman dari pabrik ke gudang dengan metode FTL.
Contoh Skenario Penggunaan FTL dan LTL
Agar Anda semakin memahami perbedaannya, berikut adalah contoh skenario perbedaan penggunaan metode FTL dan LTL.
Salah satu contoh penggunaan metode FTL adalah pengiriman dari pabrik ke gudang distributor. Misalnya sebuah pabrik elektronik di Karawang mengirimkan 1000 unit kulkas ke gudang distributor yang ada di Jakarta.
Contoh lainnya adalah ketika pabrik atau gudang mengirimkan produk pada pemesanan skala besar. Misalnya sebuah pabrik semen di Gresik mengirimkan satu truk penuh berisi 18 ton semen ke proyek konstruksi di daerah Tegal.
Sementara itu, contoh penggunaan metode LTL antara lain adalah pengiriman dengan skala yang lebih kecil. Misalnya pengiriman 500 unit mukena dengan berat sekitar 500 kg dari penjahit lokal di Bogor untuk sebuah toko pakaian di Pasar Tanah Abang.
Contoh lainnya adalah ketika sebuah gudang distributor elektronik brand A mengirimkan 100 unit laptop ke sebuah toko reseller resmi. Metode yang digunakan adalah LTL karena 100 unit laptop hanya memakan sekitar 20% kapasitas truk.
Optimalkan Keamanan Pengiriman dengan Cartrack
Bagi Anda yang saat ini berada di bidang bisnis yang berhubungan dengan logistik, mengoptimalkan keamanan pengiriman adalah prioritas Anda. Baik pengiriman dengan FTL maupun LTL, Anda bisa memanfaatkan sistem fleet management seperti Cartrack untuk:
-
GPS Tracker: Cartrack menyediakan GPS Tracker secara real-time yang memungkinkan Anda memantau armada logistik. Pastikan setiap pengiriman FTL dan LTL selalu terpantau dan sesuai dengan rute yang ditentukan.
-
Cartrack Delivery: Delivery Management System dari Cartrack akan membantu Anda untuk mengelola pengiriman, mendelegasikan supir, hingga mengoptimalkan rute. Hal ini akan sangat membantu Anda dalam mengelola armada dan pengiriman.
-
LiveVision dan SmartCabin: Solusi visibilitas dari Cartrack menawarkan dashcam dan juga kamera armada bertenaga AI. Selain bisa memantau pengemudi, kamera juga bisa dipasang pada bagian dalam dan luar kendaraan untuk meningkatkan keamanan.
-
Fuel Monitoring: Sensor bahan bakar akan membantu Anda untuk mengetahui penggunaan bahan bakar pada masing-masing armada. Hal ini akan menjadi petunjuk jika sewaktu-waktu ada pencurian bahan bakar yang tentunya merugikan operasional.
-
Cargo Door Sensor: Untuk menghindari pengiriman disusupi barang lain yang mungkin mengganggu operasional, Anda juga bisa menginstal sensor pada pintu kargo. Dengan demikian Anda bisa tahu jika pintu kargo dibuka sebelum sampai di tujuan.
Baca Juga: Dengan GPS Tracker, Pelanggan Jasa Ekspedisi Anda Juga Bisa Lacak Pengiriman
FAQ mengenai FTL dan LTL
-
Apa arti FTL dalam transportasi
FTL adalah singkatan dari Full Truckload yaitu metode pengiriman di mana satu truk digunakan oleh satu pengirim untuk satu atau lebih tujuan. Metode ini cocok untuk pengiriman jarak jauh untuk barang-barang yang sensitif, bernilai tinggi, atau mudah rusak.
-
Berapa banyak palet yang dianggap FTL?
Banyak palet akan tergantung jenis truk yang digunakan. Sebagai contoh, truk fuso bisa menampung sampai dengan 16 palet. Jika muatan Anda mencapai 80% dari kapasitas truk, akan lebih efisien untuk mengambil metode FTL.
-
Berapa tinggi maksimum untuk LTL?
Tinggi maksimal untuk LTL akan berbeda-beda tergantung jenis kendaraan yang digunakan dan juga kebijakan masing-masing ekspedisi. Untuk truk kecil seperti Engkel, tinggi maksimal muatannya adalah 1,5–1,8m. Sementara untuk Fuso dan Tronton, tinggi maksimal adalah 2,5m.
Full Truckload (FTL) dan Less-than Truckload (LTL) adalah metode pengiriman berdasarkan kapasitas muatan armada. Mengetahui keduanya sangat penting agar bisa Anda pertimbangkan untuk meningkatkan efisiensi pengiriman.
Bagi Anda yang memiliki bisnis logistik dan ekspedisi, solusi fleet management dari Cartrack akan memudahkan Anda untuk mengelola pengiriman. Mulai dari GPS tracker, hingga Cargo Door Sensor, Cartrack bisa membantu meningkatkan keamanan bisnis dan armada Anda.
Anda pemilik atau pengelola bisnis logistik dan ekspedisi? Lengkapi data Anda pada link berikut untuk mendapatkan konsultasi dan penawaran spesial dari Cartrack!